Kambing Jantan : a movie review.
Rudi Soedjarwo - Sutradara
Kemarin-kemarin ini saya nonton filmnya abang Raditya Dika yang super lucu dan bodoh. Saya tidak berekspetasi lebih untuk film ini karena seperti pengalaman yang lalu-lalu sih, seorang pembaca novel telah mengerahkan seluruh imajinasinya didalam novel yang ia baca, akan kemudian memunculkan subjektivitasnya sendiri dimana ia memiliki keterikatan penuh atas gambar-gambar imajinya sendiri.
Sekilas, saya berusaha untuk menghilangkan subjektivitas saya sebagai pembaca novel bang dika ini, dengan mencoba memahami makna-makna yang dicoba diangkat didalam film ini. Tapi sayang tidak bisa. Hehe. Toleransi kedua muncul kembali dengan sebuah pertanyaan(atau pernyataan ya?): pasti sulit membangun cerita kambing jantan ini menjadi sebuah film, karena pada dasarnya ceritanya terpisah-pisah dan memiliki kesannya masing-masing yang tetap harus ditonjolkan dalam film ini.
Cerita bodoh menjadi film bodoh. Saya suka melihat Harianto(Edric) yang benar-benar natural bodohnya, tokoh Edgar disini kurang tereksplor dengan baik sayangnya. Padahal Edgar adalah tokoh favorit saya dalam cerita ini. Saya berharap bisa mendapatkan benang merah dari film ini, tapi sayangnya tidak. Tapi kembali lagi, ke pokok permasalahan bahwa dari awal memang saya tidak berekspetasi lebih terhadap film ini.
Satu hal yang membuat saya jatuh cinta sama film ini adalah soundtack-nya. Lagu Adelaide Sky-nya Adhitia Sofyan bener-bener pas buat film ini(buat bang dika, tepatnya). Well, buat pembaca kambing jantan dan bahkan bukan pembaca kambing jantan, still I suggest you to watch this movie just to find out the message behind it. For me, it has a lack of message, but quite entertaining.
Salam hangat untuk perfilman
Dhea.
Comments